Semburat Warna Perlawanan


Lagu bella ciao dinyanyikan kembali sebagai nyanyian perlawanan oleh partisan perlawanan di Italia.

Sorak-sorak nyanyian dan nyala suar selalu menjadi hal yang dirindukan dalam sebuah pesta. Bukan hanya sebatas di tribun gejolak itu tumbuh dalam geliat perlawanan, mengkritik, ataupun memprotes kebijakan manajemen yang hampir selalu berlawanan dengan keinginan barisan. Pertanyaan hari ini adalah, apa mungkin perlawanan kita tidak melulu tentang korteo riuh menuju rumah manajemen atau menyambangi hotel tempat pemain berdiam dengan berbagai macam umpatan?

Semburat warna perlawanan ketika unjuk protes pendapat punya opsi untuk tidak melulu lewat pedang dan ujaran umpatan. Ada warna-warna yang kompleks bersatu menjadi seni perlawanan yang indah, konsep ketidakpuasan kita terhadap keputusan manajemen yang hola-holo sepertinya akan terlihat lebih satir dengan cat-cat murah yang dilukiskan di tembok jalanan, bunyi nada minor dari band-band lokal, ataupun gelar eksibisi dari pemuda-pemuda setempat dalam unjuk diri kepiawaan seni. Ketika patah hati dalam sepakbola dicurahkan dengan keresahaan yang tulus mungkin akan menghasilkan ledakan seni yang indah dan spontan.

Pertanyaan-pertanyaan mungkin akan muncul, untuk apa menggelar satu kolektif kesenian sedangkan PSS sendiri sedang terpuruk. Mengapa tidak menyurati manajemen ataupun berorasi di depan para pemain yang mungkin akan menjadi titik balik manajemen -dalam tanda kutip- trigger?

 

Dokumentasi Pribadi Suicide Squad 11.5 (Mural Jamming 2023 dan 2020)

 

Jawaban paling sederhana yakni seni adalah ledakan jujur. Menyindir segala keluh kesah dalam bait-bait sajak, teater ala kadarnya, ataupun musikalisasi puisi yang membuat terhanyut para pendengarnya semua itu memungkinkan untuk mengajak orang-orang berjalan seirama dan selaras dengan umpatan-umpatan kepada nasib buruk klub yang selalu terpatri di dalam hati. Sudahkah kita coba untuk -sebagai kolektif- untuk menggaet sanggar-sanggar kesenian atau komunitas seni yang tentu kebanyakan isinya adalah pemuda? Toh biasanya pemuda selalu kesal dengan golongan yang kolot, to?

Dalam bayangan saya, akan jadi satu hal yang sangat menarik bukan ketika kita bisa berdansa bergembira dalam produksi visual-visual yang indah, menyuarakan perlawanan kepada nasib buruk klub kebanggaan mungkin itu jauh lebih menyenangkan dibandingkan melempar bom molotov atau membakar ban (walaupun itu juga mengasyikkan). Agaknya sekilas terlihat bodo amat dan tidak perduli terhadap kemunduran klub kebanggaan, tapi itulah indahnya perlawanan dalam seni, kawan. Membuat semua keresahaan yang kita rasa, tergambar dengan indah dan ngena di dalam hati.

 

Ditulis oleh AP. Dicetak dalam bentuk fisik pada Nonton Bareng PSS vs barito (26/11/23).



 

Share Article :

Related Article

Other Articles

Ragam Bahasa Supporter Sepakbola

Aku meyakini bahwa bahasa bukan selalu menyoal tentang penghubung dua manusia.

Sekepal Lumut di Tengah Lautan

Semesta meletakkanku di sebuah tempat yang erat dan kental akan warisan kegemaran terhadap klub sepakbola Kotamadya.